Sunday 6 September 2015

FASE-FASE YANG DIALAMI PENGGUNA LINUX

Sebagaimana yang pernah aku katakan sebelumnya dalam beberapa postingan di blog ini, memilih distro linux untuk dijadikan teman di komputer atau laptop itu gampang-gampang susah. Aku lebih senang menyamakannya dengan proses pencarian pasangan untuk hidup. Ok, mungkin itu terlalu berlebihan, namun bukankah itu adalah hal yang menarik juga untak kita pahami?

Jika aku boleh menggolongkan, ada dua faktor yang biasanya menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih distro. Faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan distro itu sendiri. Misalnya kemudahannya, kompatibilitasnya dengan hardware, tampilan antarmukanya, dan lain-lain

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang tidak secara langsung berkaitan dengan distro. Misalnya, dukungan komunitas, selera pengguna dan lain-lain.

Pada tulisan kali ini, aku ingin mencoba untuk menggambarkan beberapa proses yang menurutku akan dialami oleh sebagian besar pengguna linux. Baik pengguna baru maupun pengguna lama. 

Fase-fase yang aku maksud adalah sebagai berikut:

1.Fase Galau dan Move On

Ini adalah fase awal yang dialami oleh pengguna linux. Yaitu ketika ia merasa mulai tidak nyaman dengan OS lamanya dan ingin sebuah perubahan. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam tahap ini, perselingkuhan atau perpisahan

Perselingkuhan akan terjadi bila si pengguna ini menginginkan OS lain untuk mendampingi hidupnya, namun ia belum mau untuk melepaskan “Yang Lama”, karena banyak kenangan yang memang belum mau ditinggalkan. 

Sedangkan perpisahan akan terjadi bila si pengguna ini mau dengan lapang hati melepas “Yang Lama” dan menjalani kehidupan baru dengan linux. Hal ini akan sangat mudah terjadi bila dilatarbelakangi oleh kekecewaan yang mendalam dengan pasangan lama dan ada tekad untuk benar-benar meninggalkannya serta mencari pasangan lain.

2.Fase Pencarian

Fase pencarian memang membingungkan bagi sebagian orang. Banyaknya pilihan terkadang adalah sebuah kendala yang harus disikapi dengan cukup baik. 

Ada banyak kemungkinan yang terjadi dalam fase ini. Beberapa di antaranya adalah proses coba-coba dan proses kepo.

Proses coba-coba biasanya terjadi jika si pengguna ini memilih distro pilihannya tanpa dasar apa pun alias asal pilih. Nilai postifnya dari proses coba-coba ini adalah munculnya kemampuan untuk me-review dan membandingkan secara tidak sadar. Karena berawal dari coba-coba tentunya si pengguna ini tak terlalu berpikiran akan melangkah kemana nanti kalo sudah jadian atau yang lain. Bagi mereka yang menggunakan proses ini, biasanya akan lebih membuka diri dengan kemungkinan-kemungkinan baru yang muncul suatu hari. Sedang sisi negatifnya adalah waktu yang diperlukan cukup lama untuk mencari distro yang pas, pun demikian ada kemungkinan juga justru malah lebih cepat, bila sekali coba langsung suka.

Sedangkan proses kepo adalah proses yang dijalani oleh pengguna dengan membaca terlebih dahulu beberapa review yang ada mengenai distro yang akan dipakainya. Jadi pengguna dengan proses ini biasanya berharap, “Semoga kamu yang pertama dan terakhir”. Plusnya adalah bertambahnya kemampuan dan pengetahuan yang didapat dari review yang dibaca, sedang minusnya adalah mungkin perlu waktu lama untuk mencari yang pas, tapi nggak terlalu masalah sih.

3.Fase PDKT

Jika sudah menemukan distro yang pas, tentu saja setelah mencoba melalui live USB atau yang lain, maka pengguna akan memasuki fase PDKT.

Pada fase ini, si pengguna akan mulai belajar dan menyesuaikan diri dengan distro pilihannya. Tak jarang, pada fase PDKT si pengguna menuliskan “status-status” mesra di akun medsosnya untuk memperkenalkan pilhannya kepada rekan-rekan yang lain.

4.Fase Saling Memahami

Usai fase PDKT dan setelah benar-benar merasa cocok dengan pilihannya, tentunya si pengguna akan memasang secara permanen distro pilhannya tersebut ke hardisk. Ya, ada kemungkinan ia merasa tak ingin pertemuannya hanya terjadi lewat USB belaka, jadi karena sudah teriul-kiul, si pengguna ingin frekuensi pertemuannya ditambah dengan cara memasangnya di laptop.

Fase saling memahami memang sulit, karena sesekali pasangan yang dipilih oleh pengguna terkadang belum mampu memenuhi keinginannya secara maksimal. Pun demikian, si pengguna akan berusaha untuk membantu pilihannya tersebut agar mampu melakukannya suatu hari nanti.

Pada fase ini pula, si pengguna akan muali belajar bagaimana mendandani desktopnya agar terlihat cantik, memodif pilihannya agar lebih cepat dan lalin-lain

5.Fase Pasca-Jadian

Baik hubungan manusia dengan manusia atau manusia dengan distro linux sebagaimana yang aku bahas saat ini, tak akan berwarna bila “begitu-begitu” saja, alias tak punya masalah. Dan ini terjadi biasanya pasca jadian atau instalasi.

A.Konflik

Konflik adalah hal wajar dan dapat terjadi kapan saja. Sejatinya, bila si pengguna mau menyadarinya, koflik yang ia dapat sebenarnya adalah sebuah pengalaman dan pengetahuan baru yang amat berharga. Dengan kata lain, tanpa konflik, si pengguna hanya akan tahu itu-itu saja dan tidak berkembang pengetahuannya.

Untuk mengatasi konflik ini, si pengguna bisa saja berusaha untuk mengobatinya menggunakan resep dari Dr. Duckduckgo atau Dr. Google serta bisa minta tolong pada rekan-rekan dokter di forum yang banyak beredar di dunia (mbak) maya.

B.Penyelesaian

Menyelesaikan konflik berarti mengisyaratkan bahwa satu set pengetahuan baru telah didapatkan oleh pengguna baru. Namun ada kemungkinan juga penyelesaian konflik ini tidak membuahkan apa-apa. Bagaiman bisa? Tentu, peluang tersebut mungkin terjadi bila si pengguna menuntaskan konflik dengan cara meninggalkan pilihannya dan beralih ke distro lain yang ia anggap lebih mampu memahami kebutuhan dan dirinya.

6.Fase Menjalin kesetiaan atau Move On ke 2

Setelah mengalami konflik, ada dua kemungkina yang akan terjadi, yaitu tetap setia atau move on ke distro lain.

Proses menjalin kesetiaan itu berarti kita mencoba untuk menerima distro kita apa adaya sambil berusaha memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya serta menutupi segala kekurangannya dengan berbagai metode alternatif yang ada. Tentu saja ini adalah pilhan yang cukup baik. Setidaknya, si pengguna akan menjadi lebih matang dalam memahami distro yang menjadi teman hidupnya itu. Dan jika lebih ditekuni lagi, ia akan menjadi spesialis distro.

Namun, yang namanya hati memang tidak bisa dipaksa dengan mudah. Jadi, perpisahan dengan distro adalah hal yang mungkin terjadi. Bahkan kalimat, “Oh si Fedora, iya itu mantan aku dua tahun lalu. . . ” juga hal yang mungkin-mungkin saja terjadi. Bagi pengguna yang benar-benar merasa tak lagi nyaman dengan pilhannya, biasanya akan mencari pasangan lain, tak jarang pulang ada yang terbayang-bayang dengan kenangan bersama OS masa lalunya.

7.Fase Kamulah Pilihanku

Ini adalah fase yang dapat dicapai oleh pengguna yang benar-benar sanggup untuk bertahan dengan distro pilihannya. Biasanya pada fase ini, si pengguna sudah tak terlalu tertarik dengan distro atau OS lain. Ia sudah merasa puas sekali dengan pilhannya, mereka akan berpikir bahwa kamu (distro) adalah segalanya, i love u!

8.Fase Berbagi

Setelah cukup lama bersama, tentunya akan banyak kenangan dan pengalaman yang didapatkan oleh si pengguna. Nah pengalaman ini biasanya akan menjadi modal utama untuk si pengguna mengajak orang lain untuk menggunakan linux, menulis review, membuat dokumentasi, dan lain-lain. Tentang bagaimana atau langkah apa yang digunakan bisa beragam dan berbeda-beda sesuai kemampuan dan gaya yang dimiliknya. Intinya mereka-mereka pengguna linux tentunya akan merasa sangat bahagia bila ada orang lain juga yang dapat merasakan kebahagiaan yang saat ini ia dapat dari linux.


9.Fase Produktif

Fase ini memang tak terlalu banyak dilewati oleh beberapa pengguna. Kebanyakn dari mereka merasa cukup puas sampai pada fase ke delapan. Namun, tak sedikit pula yang mau mencoba hingga ke fase ini, yaitu fase di mana si pengguna mulai berkarya tentang linux atau FOSS dalam bidang yang ia sukai.

Ada yang produktif mengembangkan perangkat lunak, produktif melakukan dokumentasi, mendesain, ada yang yang produktif meng-upload tampilan desktop agar dapat menginspirasi orang lain dan masih banyak lagi. 

Kira-kira itulah fase-fase yang dialami oleh sebagian besar pengguna linux. Pada intinya, dapat kita pahami bahwa belajar linux itu tidak serta merta langsung mahir dan bisa. Secara alamiah ada proses-proses yang memang dan mungkin harus dilewati oleh penguna linux, baik lama maupun baru, maka nikmatilah proses itu. Perlu digarisbawahi, fase-fase yang aku sebutkan tadi bisa jadi tidak terjadi secara berurutan alias loncat fase, dan itu mungkin terjadi karena linux berada di wilayah perangkat lunak bebas. Dan bisa jadi kebebasan itu berimbas pada banyak hal dan kemungkinan-kemungkinan lain. Tulisan ini? Haha, mungkin juga ini produk based on linux, karena idenya juga berasal dari linux. Hehe. . . 
Bagikan:

0 comments: