Friday 19 June 2015

Senyum Terakhir Karlina (Bagian 3 End)

Semalaman suntuk aku sulit untuk sekedar melelapkan diri. Kupandang awang-awang, yang tampak hanya bentangan kain hitam dengan beberapa gumpal kapas mendung yang mengapit rembulan. Harus jujur kuakui, aku terbayang wajahnya. Namun, apa ini? Aku tak boleh jatuh hati pada dia. Aku tak boleh menghianati sesorang yang tersenyum untuk nun di Jawa sana. Ah, entahlah . . . Aku tak mau berlarut-larut memikirkannya, kan kubiarkan bayang seorang Karlina menguap dengan sendirinya, karena aku tak ingin memaksakan diriku untuk melupakannya.

Saat pagi kembali, rupanya itu adalah hari penutupan PPSN IV tahun 2015. Tak terasa, cepat nian kegiatan ini usai. ”Kenang-kenangan untukmu dan Kak Ovi aku titipkan pada Anis, anak Jawa Tengah” pesan singkat Karlina di pagi yang masih temaram itu.

“Iya... makasih Lin...”

“Nilainya nggak seberapa sih, Ram. Tapi, disimpen aja ya...”

“Iya, pasti kusimpan...”

“Jangan lupakan aku ya, Ram!”

“...” untuk permintaan ini sebenarnya aku agak kikuk untuk menjawabnya. Kautahu, aku benar-benar takut jatuh hati pada gadis Kalimantan Selatan itu.

“Permintaanku sulit ya?”

“Eh... enggak, kok... Iya kamu kan temenku LIn, insyaallah aku bakal ingat kamu saat sampai di Jawa nanti...”

“Makasih lho, Ram...”

Usai percakapan singkat melalui SMS, ternyata Tuhan masih mengizinkan kami untuk bertemu. Dan dalam pertemuan di tepi jalan, dekat baliho depan lapangan itu, gantian aku yang memberikan kenag-kenangan kecil buat Karlina. Kuberikan padanya, sebuah pengikat hasduk bertuliskan, “Pramuka, Generasi Anti Galau” ungu. Sudah sepatutnya merah putih diikan dengan semangat bukan dengan pemuda-pemuda yang gampang berputus asa dan bergalau ria saat tertimpa masalah.

Seketika, Karlina memasang pengikat hasduk itu di kerudunnya. Ia tersenyum kembali ke arahku, lalu pergi bersama salah seorang temannya untuk suatu hal yang tak begitu aku pedulikan saat ia ucapkan.

Langit begitu cerah pagi itu, meskipun awalnya tetes gerimis silih berganti menghujam tubuh di subuh tadi. Alhamdulillah, saat pengumuman juara, Kontingen Jawa Tengah berhasil meraih 5 buah tropi kemenangan. Itu adalah jumlah terbanyak dan membawa kita menjadi juara umum PPSN IV 2015 di Banjarmasin Kalsel.

Usai upacara penutupan, kamu berjalan beriringan sambil melantunkan yel-yel kemenangan dengan penuh suka cita, dan saat hendak meninggalkan bumi perkemahan, sekali lagi aku bertemu dengan Karlina.

Aku bertemu dengannya saat hendak menuju ke base camp Jateng. Aku dan Karlina sempat ngobrol singkat sambil berjalan menuju base camp. Kulepaskan topi merah-putih yang kukenakan dan kupasangkan ke kepala Karlina. Ia nampak kaget dan spontan memegang topi itu soealh-olah merapikan penampilannya. Kami berdua terdiam, lalu tersenyum bersamaan dan di pertemuan terakhir itu, ia mengambil gambar kita berdua dengan hendphone-nya, dan . . . berakhirlah pertemuanku denga Karlina, pertemuan singkat yang berhasil mengubah mindsetku ihwal suku Dayak di Kalimantan.

Semua tentang Karlina masih tersimpan di hatiku, namun mau tak mau aku harus memegang komitmenku untuk menjaga hati seseorang yang kusayangi nun di sana. Seseorang yang mungkin juga saat ini sedang membaca tulisan ini, I miss you!

Baca Cerita sebelumnya
Bagian 1
Bagian 2
x
Bagikan:

0 comments: